Cara Menghitung Persediaan Awal, Lengkap untuk Pemula!

3591
cara menghitung persediaan awal

Tahukah kamu seberapa pentingnya menguasai cara menghitung persediaan awal bagi bisnis yang sedang kamu jalankan? Pasalnya, metrik persediaan awal berguna untuk mengevaluasi permintaan, mengelola inventaris, dan merencanakan pengurangan beban pajak.

Karena itu, kamu akan mendapatkan banyak informasi di akhir artikel ini. Mulai dari pengertian persediaan awal dan manfaatnya bagi keuangan bisnismu dengan cara perhitungan yang mudah kamu pahami bahkan untuk pemula sekalipun. 

Pengertian Persediaan Awal

Persediaan awal (beginning inventory) adalah jumlah keseluruhan persediaan produk yang masih bisa menghasilkan pendapatan pada awal periode akuntansi dalam bisnismu. Contohnya, periode akuntansi selama satu bulan atau satu tahun.

Persediaan awal termasuk dalam aktiva/aset lancar (current asset), di mana aspek tersebut sangat penting di dalam akuntansi persediaan akhir. Oleh karena itu, persediaan awal di periode baru harus sama dengan persediaan akhir dari periode sebelumnya.

Kenapa Memahami Cara Menghitung Persediaan Awal Penting?

Meskipun banyak pebisnis pemula mempunyai semangat yang kuat dalam mendirikan bisnis mereka. Namun, pada kenyataannya satu dari lima pebisnis tidak yakin dengan pengetahuan akuntansi dan keuangan perusahaannya.

Akhirnya, ketidakyakinan tersebut menempatkan mereka ke dalam golongan 30% perusahaan kecil yang gagal di dua tahun pertama mereka. Sehubungan dengan itu, kamu harus mulai menyadari akan pentingnya menguasai cara menghitung persediaan awal.

Kegunaan Menghitung Ketersediaan Awal

Persediaan awal memiliki banyak kegunaan, baik di dalam urusan akuntansi maupun di luar akuntansi. Berikut adalah beberapa kegunaan menghitung persediaan awal yang bisa kamu terapkan ke dalam kebutuhan bisnismu:

1. Memahami Apa yang Sedang Populer

Persediaan awal bisa membantumu untuk mencari dan memahami apa yang sedang menjadi tren di kalangan target pasar. Setelah itu, kamu bisa menyesuaikan anggaran open-to-buy untuk mencegah kekurangan atau kelebihan stok produk.

Jika nilai persediaan awal yang tercatat lebih tinggi daripada nilai persediaan akhir, itu berarti penjualan produk kamu mengalami perlambatan atau penurunan. Sehingga, ada lebih banyak produk yang tertimbun di gudang daripada periode sebelumnya.

Sedangkan, apabila nilai persediaan awal lebih rendah daripada persediaan akhir, hal itu menandakan adanya permasalahan dengan rantai pasokanmu atau produk terjual lebih banyak daripada periode sebelumnya.

Jika pilihan kedua benar, kamu bisa menginvestasikan uang kas yang bisa kamu wujudkan menjadi stok barang untuk masa selanjutnya. Langkah ini sangat berguna untuk menjaga momentum keberhasilan bisnismu pada periode ini.

2. Mengidentifikasi Penyusutan Inventaris

Umumnya, permasalahan yang berkaitan dengan berkurangnya jumlah persediaan barang ini terjadi karena adanya ketidakcocokan antara jumlah yang tercatat dengan jumlah yang sebenarnya. Penyebab ketidakcocokan tersebut seringkali berakar pada kasus pengutilan atau pencurian oleh karyawan.

Berkaitan dengan itu, kamu bisa mengimplementasikan cara menghitung persediaan awal untuk mengawasi jumlah stok dari kasus yang merugikan bisnismu. Jadi, kamu harus melakukan penghitungan dan pengecekan secara berkala.

3. Mempermudah Akuntansi dan Pembukuan

Neraca keuangan adalah salah satu catatan akuntansi merupakan aspek terpenting dalam setiap bisnis yang sedang berjalan. 

Karena neraca keuangan memuat laporan finansial yang berkaitan dengan aset, kewajiban pembayaran, dan modal pada periode tertentu. Memahami perhitungan persediaan awal akan membantu membuat pembukuan keuangan tersebut.

4. Membantu Meringankan Beban Pajak

Saat-saat pembayaran pajak akan jatuh tempo adalah waktu yang menegangkan bagi pemilik bisnis, apalagi bagi golongan pebisnis pemula. Namun, kekhawatiran itu tidak berarti apa-apa apabila kamu menghitung persediaan awal secara matang sebelumnya.

Perhitungan tersebut bisa membantu kamu dalam mendapatkan hasil atau nominal kewajiban yang harus kamu keluarkan untuk membayar pajak. Selain itu, kamu bisa memastikan apakah besaran pajak tergolong besar atau kecil. Sehingga, kamu bisa menyisihkan dana khusus sekaligus mengamankan dana darurat.

Di sinilah yang perlu kamu garis bawahi. Selain memberikan dampak yang besar pada perencanaan laba perusahaan, menghitung persediaan awal juga dapat mempermudah penghitungan pajak perusahaanmu. Bahkan, dapat membantu meringankan beban pajak yang kamu tanggung.

Cara Menghitung Persediaan Awal

Setelah mengetahui kegunaannya, kamu bisa menghitung persediaan awal menggunakan rumus sederhana berikut ini:

Persediaan Awal = (Harga Pokok Penjualan (HPP) + Saldo Persediaan Akhir) – Jumlah Persediaan Baru

Dari rumus tersebut, kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana cara menghitung elemen lain yang dibutuhkan untuk menemukan jumlah persediaan awal. Karena itu, menguraikan rumus tersebut menjadi langkah-langkah yang lebih mudah seperti uraian di bawah ini:

  • Hitunglah Harga Pokok Penjualan (HPP) yang bisa kamu dapat dari catatan periode akuntansi sebelumnya. HPP merupakan biaya yang kamu habiskan untuk memproduksi produk yang telah terjual. 

Biaya ini termasuk gaji karyawan, biaya pengiriman, biaya produksi, dan harga bahan baku. Caranya, jumlah produk yang terjual selama satu periode dikalikan dengan harga produk.

  • Hitunglah saldo persediaan akhir dengan cara mengalikan jumlah stok yang tersisa dengan biaya produksi per produk. Kemudian, lakukan hal yang sama untuk menghitung jumlah persediaan baru. 

Saldo persediaan akhir merupakan jumlah produk dalam nilai mata uang yang kamu miliki di akhir periode akuntansi. Sedangkan, jumlah persediaan baru merupakan biaya untuk menentukan nilai stok di awal periode akuntansi.

  • Selanjutnya, saldo persediaan akhir bisa kamu tambahkan dengan Harga Pokok Penjualan (HPP).
  • Terakhir, jumlah yang kamu dapat dari penjumlahan HPP dan saldo persediaan akhir dikurangi jumlah persediaan baru.

Contoh Penerapan Cara Menghitung Persediaan Awal

Rumus dan penjelasan semudah apapun tidak menjamin kepahamanmu meningkat dan mengerti sepenuhnya.

Jadi, kamu harus banyak berlatih dengan menerapkan rumus tersebut secara langsung. Berikut adalah contoh perhitungan persediaan awal yang dapat memudahkan pemahaman kamu:

1. Menentukan HPP

Sebagai contoh, kamu membuat bisnis yang menjual lilin aroma seharga Rp100.000,00 per buah. Karena memiliki kualitas produk yang terbaik, akhirnya bisnis yang kamu miliki bisa menjual 250 lilin aroma selama satu bulan pertama.

Jadi, perhitungannya menjadi HPP = 250 x Rp100.000,00 = Rp25.000.000

2. Menentukan Saldo Persediaan Akhir dan Jumlah Persediaan Baru

Ternyata stok lilin aroma yang tersisa pada akhir periode akuntansi bulan lalu sekitar 50 lilin saja. Kemudian, kamu menyediakan 50 lilin aroma lagi untuk bulan kedua dengan harga Rp150.000,00.

Jadi, saldo persediaan akhir = 50 x Rp100.000,00 = Rp5.000.000,00

Sedangkan, jumlah persediaan baru = 50 x Rp150.000,00 = Rp7.500.000,00

3. Jumlahkan Saldo Persediaan Akhir dan HPP

Setelah saldo persediaan akhir dan HPP diperoleh, jumlahkan hasil perhitungan keduanya, yaitu menjadi  Rp5.000.000,00 + Rp25.000.000,00 = Rp30.000.000,00

4. Hitunglah Jumlah Persediaan Awal

Nah, setelah memperoleh perhitungan tersebut kurangkan dengan jumlah persediaan baru, yaitu menjadi Rp30.000.000,00 – Rp7.500.000,00 = Rp22.500.000,00.

Sudah Paham Bagaimana Cara Menghitung Persediaan Awal?

Cara menghitung persediaan awal memang tidaklah sulit, tetapi memunculkan kesadaran betapa pentingnya ilmu tersebut dalam kesehatan finansial bisnis kamu tidaklah mudah.

Sebaiknya, kamu mengaplikasikan perhitungan tersebut ke dalam akuntansi bisnismu dan rasakan sendiri manfaatnya.

Semoga bermanfaat!


Temukan inspirasi lainnya seputar manajemen bisnis, kepemimpinan dan keuangan hanya di entrepreneurcamp.id