Begini Cara Membuat Jurnal Penjualan Lengkap dengan Contohnya!

347
jurnal penjualan adalah

Jurnal penjualan adalah elemen penting ketika mencatat semua jenis transaksi penjualan.

Buat kamu yang saat ini sedang menjalankan bisnis, kamu harus mencatat transaksi penjualan dengan tepat.

Bagaimana caranya?

Yuk, simak informasi lengkapnya hanya di artikel berikut!

Jenis-Jenis Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan adalah salah satu jenis jurnal dalam akuntansi yang memiliki peran penting dalam mencatat seluruh kegiatan transaksi penjualan.

Nantinya seluruh transaksi penjualan ini akan dicatat dalam berbagai akun sesuai jenis dengan menggunakan sistem debit dan kredit.

Umumnya terdapat 4 jenis jurnal penjualan, yaitu tunai, kredit, diskon, dan retur atau potongan penjualan.

Agar paham bagaimana cara membuat masing-masing jurnalnya, simak rangkuman berikut ini!

1. Jurnal Penjualan Tunai

Jenis pertama dari jurnal penjualan adalah penjualan yang dilakukan secara tunai. Jadi, seluruh transaksi penjualan tunai harus kamu input di mesin kasir, kemudian mencatatnya dalam berbagai akun. Supaya lebih mudah memahami jurnal satu ini, perhatikan contoh berikut:

Pada tanggal 1 Oktober 2022 toko milikmu menjual barang berupa kompor tanam seharga Rp3.000.000,00. Maka, pencatatan transaksi penjualan barang tersebut adalah sebagai berikut:

Kas : Rp3.000.000,00

Penjualan : Rp3.000.000,00

Sebagai informasi tambahan bahwa dalam pencatatan dengan sistem perpetual, harga pokok penjualan serta pengurangan jumlah persediaan barang harus sama-sama kamu catat. Tujuannya agar akun persediaan bisa menampilkan jumlah sisa persediaan barang yang belum terjual.

Contoh, harga pokok penjualan (HPP) suatu produk di tanggal 1 Oktober 2022 sebesar Rp2.900.000,00. Maka, jurnal yang harus kamu gunakan untuk mencatat HPP dan pengurangan dalam persediaan adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan (HPP) : Rp2.900.000,00

Persediaan : Rp2.900.000,00

Lantas, bagaimana jika transaksi penjualan dilakukan menggunakan kartu kredit? Apakah sistem pencatatannya akan berbeda? Transaksi penjualan tersebut tetap masuk ke dalam penjualan tunai, karena kamu akan menerima pembayaran ketika proses penjualan sudah terjadi. 

Jadi, pencatatannya sama seperti contoh sebelumnya. Hanya saja akan ada beban atau biaya admin jika menggunakan kartu kredit. Berikut contoh pencatatan beban kartu kredit tersebut:

Beban Kartu Kredit : Rp40.000,00

Kas : Rp40.000,00

2. Jurnal Penjualan Kredit

Berikutnya adalah transaksi penjualan secara kredit. Seperti namanya, jenis yang satu ini berisi seluruh transaksi penjualan barang yang dibeli secara kredit oleh pembeli. Sebagai penjual, kamu bisa mencatat transaksi ini dengan meletakkan piutang dagang di kolom debit, lalu penjualan di kolom kredit.

Sebelum membahas contoh dan cara membuatnya, perlu kamu ingat bahwa, sistem satu ini memiliki konsekuensi berupa terbitnya jurnal wesel tagih serta jurnal wesel bayar. Berikut contoh transaksi penjualan secara kredit dan cara membuat jurnalnya dengan menggunakan metode perpetual:

Pada tanggal 10 Oktober 2022 toko milikmu menjual barang elektronik berupa oven listrik secara kredit seharga Rp610.000,00. Kemudian harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp260.000,00.

Piutang Dagang : Rp610.000,00

Penjualan : Rp610.000,00

Harga Pokok Penjualan : Rp260.000,00

Persediaan : Rp260.000,00

3. Jurnal Diskon Penjualan

Jenis ketiga dari jurnal penjualan adalah jurnal diskon. Terdapat syarat umum yang perlu kamu lakukan sebagai penjual dalam menerapkan diskon penjualan suatu produk, yaitu mengirim faktur penjualan kepada pembeli.

Terdapat syarat waktu pembayaran yang sebelumnya sudah kamu sepakati bersama pembeli. Syarat untuk waktu pembayaran ini dikenal dengan istilah syarat kredit. Jadi, jika pembayaran dilakukan saat pengiriman, maka syarat ini masuk dalam kategori tunai atau tunai bersih.

Sebaliknya, jika pembeli meminta izin untuk menambah durasi waktu pembayaran, maka sistem ini masuk dalam periode kredit. Di mana periode kredit ini bisa dimulai sejak tanggal transaksi penjualan yang sering muncul di dalam faktur.

Bila pembayaran tersebut jatuh tempo dalam kurun waktu tertentu seperti 30 hari, maka syaratnya akan dicatat dengan kode n/30. Apabila pembayaran jatuh tempo di akhir bulan sama seperti bulan penjualannya, maka kodenya berubah menjadi n/eom yang artinya end of month.

Nah, agar pembeli termotivasi untuk melakukan pembayaran sebelum batas akhir periode kredit yang sudah disepakati, penjual akan memberikan diskon yang menarik. Inilah yang nantinya akan masuk dalam jurnal diskon penjualan.

Contoh, kamu memberikan diskon sebesar 2% bagi pembeli yang membayar dalam kurun waktu 10 hari sebelum batas akhir periode kredit. Maka pencatatannya di dalam faktur adalah 2/10 n/30. Berikut contoh tabelnya:

Tanggal Transaksi Penjualan
12 Oktober 2022 Pengiriman barang pesanan untuk Sdr. Felix, sebesar Rp4.700.000,00 dengan syarat 2/10, n/30.

4. Jurnal Retur Penjualan atau Potongan Penjualan

Jenis keempat adalah retur atau potongan harga penjualan. Jurnal ini hanya bisa kamu gunakan untuk mencatat transaksi yang masuk ke dalam retur atau potongan harga penjualan saja.

Dalam berbisnis, pembeli berhak mengembalikan barang kepada pihak penjual karena beberapa hal. Seperti salah tipe, salah warna, salah ukuran, atau barang mengalami kerusakan. Nah, pengembalian barang inilah yang nantinya masuk ke dalam retur penjualan.

Sebagai pihak penjual, kamu juga bisa mengurangi harga barang. Inilah yang dinamakan dengan potongan penjualan.

Jika retur atau potongan penjualan terjadi dalam sistem penjualan kredit, maka penjual akan menerbitkan memo kredit kepada pihak pembeli. Memo ini akan menjadi bukti yang menunjukkan jumlah dan asalan kredit penjualan pada piutang dagang. Nah, nantinya piutang dagang ini akan berkurang jumlahnya.

Contohnya, pembeli mengembalikan barang elektronik sebelum 30 hari yang memiliki harga senilai Rp3.000.000,00. Maka cara mencatat retur dan potongan harga penjualan adalah sebagai berikut:

Retur dan Potongan Penjualan : Rp3.000.000,00

Piutang Dagang : Rp3.000.000,00

Persediaan Barang Dagang : Rp3.000.000,00

Harga Pokok Penjualan : Rp3.000.000,00

Selain secara manual, kamu juga bisa mencatat seluruh transaksi jurnal penjualan menggunakan software akuntansi, sehingga lebih akurat dan data tersimpan dengan aman. Pilihlah software akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis kamu.

Manfaat Jurnal Penjualan Terhadap Bisnis

Keberadaan jurnal satu ini memang sangat penting bagi semua lini bisnis. Sama seperti jurnal akuntansi lainnya, jurnal penjualan juga memiliki manfaat yang bisa kamu rasakan, yaitu memudahkan kamu dalam pencatatan serta menganalisis seluruh transaksi penjualan.

Selain itu, seluruh pencatatan dalam jurnal ini juga akan menjadi acuan kamu dalam mengisi buku besar di setiap akhir bulannya. Adanya jurnal ini juga membantu kamu memantau atau memeriksa kembali jika terjadi kesalahan dalam pembukuan lebih mudah.

Jadi, adanya jurnal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pencatatan. Serta, mencegah adanya manipulasi pencatatan oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab.

Sudah Paham Cara Membuat Jurnal Penjualan yang Benar?

Demikian adalah informasi mengenai jurnal penjualan, mulai dari pengertian, jenis, cara membuat, dan contohnya yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.

Karena keberadaannya sangat penting bagi bisnis, tentu saja kamu harus mencatat seluruh transaksi penjualan ke dalam jurnal satu ini dengan tepat.

Jadi, pastikan jangan ada yang terlewat ya!