Apa Itu Jurnal Retur Penjualan? Berikut Penjelasan Lengkapnya

258

Daftar Isi

Apa Itu Jurnal Retur Penjualan?

Retur merupakan keadaan di mana barang dari sebuah bisnis yang telah atau hendak pelanggan beli, kemudian mereka kembalikan ke pihak penjual dengan alasan-alasan tertentu yang dapat kedua belah pihak pertimbangkan.

Jadi, jurnal retur penjualan sangat lumrah keberadaannya di hampir semua jenis bisnis.

Untuk menangani adanya retur barang, kamu memerlukan sebuah sistem yang dapat terlacak dengan baik. Salah satunya adalah dengan membuat jurnal retur penjualan. Jurnal retur tersebut merupakan sistem pencatatan yang khusus untuk pengembalian barang dari konsumen karena beberapa alasan tertentu.

Alasan pengembalian barang biasanya terkait dengan ketidaksesuaian produk yang pelanggan pesan, kerusakan produk yang pelanggan beli, atau perubahan kondisi produk yang tidak sesuai dengan semestinya. 

Karena beberapa hal tersebut, pelanggan atau konsumen berhak untuk mengajukan pengembalian barang yang sudah pernah mereka beli sebelumnya.

Nah, jurnal retur penjualan ada untuk mencatat pengembalian barang dan pengembalian dana konsumen, agar nantinya tidak terjadi nilai minus atau kerugian pada sistem pencatatan keuangan. 

Selain itu, jurnal retur tersebut juga pemilik bisnis gunakan untuk melakukan pelacakan letak atau sumber awal kecacatan dari sebuah produk.

Pencatatan Jurnal Retur Penjualan

Untuk membuat jurnal retur ini, kamu perlu memahami terlebih dahulu istilah-istilah yang sering muncul dalam berbagai kegiatan terkait dengan dunia akuntansi. Beberapa istilah penting tersebut yaitu debit, kredit, dan lain sebagainya. 

Kamu dapat mempelajarinya secara online karena sudah banyak tersedia materi akuntansi bisnis yang bisa kamu pelajari secara mudah dan gratis.

Adapun, tahapan untuk membuat jurnal retur penjualan adalah menyusun ketentuan retur penjualan berdasarkan sumber dana yang pemilik bisnis berikan kepada pelanggan. Berikut ini adalah beberapa ketentuan dan pencatatan retur penjualan yang didasarkan pada sumber dana:

1. Pengembalian dengan Pembayaran Tunai 

Maksud dari pengembalian secara tunai di sini adalah ketika pelanggan mengembalikan produk kamu, maka kamu sebagai penjual akan mengganti biaya atau dana pembelian secara cash atau tunai. 

Pada titik ini, biasanya para pelaku bisnis kebingungan di bagian mana keuangan harus mereka kurangi. Jika terjadi hal seperti ini, pebisnis perlu mendebitkan atau melakukan pengurangan keuangan pada kolom kas perusahaan. Hasilnya, pemasukan data retur penjualan ini akan menurunkan penjualan bersih kamu. 

Supaya lebih mempermudah pemahaman kamu, berikut adalah contoh tabel pengembalian dana dengan pembayaran tunai:

Tanggal Rekening Catatan Debit  Kredit
xx/xx/xxxx Pengembalian Penjualan Pengembalian Penjualan XXXX
Kas XXXX

 

2. Pengembalian dengan Kredit Toko

Pengembalian dengan kredit toko bisa pemilik bisnis lakukan apabila pihaknya tidak ingin melakukan retur penjualan dalam bentuk dana. Melainkan dengan mengkreditkan barang lain yang ada di toko miliknya. 

Misalnya, pelanggan mengembalikan sapu karena ada patahan, lalu penjual melakukan kompensasi dengan sapu baru atau peralatan lainnya yang sejenis.

Berbeda dengan pengembalian pembayaran tunai, pengembalian dengan kredit toko tidak mengurangi kas bisnis pada kolom kredit. Melainkan penjual perlu memasukkannya dalam kolom akun utang. Berikut ini merupakan contoh tabel jurnal retur penjualan yang menggunakan kredit toko:

Tanggal Rekening Catatan Debit  Kredit
xx/xx/xxxx Pengembalian Penjualan Pengembalian Penjualan XXXX
Akun Utang XXXX

 

3. Retur Penjualan Jika Pelanggan Melakukan Pembayaran Kredit

Berbeda dengan tabel retur penjualan nomor dua, pembahasan retur penjualan kali ini adalah apabila pelanggan tersebut membeli barang secara kredit pada suatu toko atau bisnis. 

Jadi, pelanggan masih memiliki utang tertulis pada catatan keuangan milik penjual, atau dalam artian lain, barang tersebut masih terhitung utang secara material. 

Apabila pelanggan melakukan pembayaran secara kontan, maka retur penjualan akan meningkatkan piutang penjual. Namun, dalam hal ini, justru piutang bisnis  akan menurun karena pelanggan melakukan retur barang. 

Supaya lebih paham, berikut adalah contoh tabel retur penjualan apabila pelanggan melakukan pembayaran kredit:

Tanggal Rekening Catatan Debit  Kredit
xx/xx/xxxx Pengembalian Penjualan Pengembalian Penjualan XXXX
Piutang XXXX

 

4. Inventori dan Persediaan

Karena ada pengembalian barang dari pelanggan, maka persediaan barang yang ada di toko akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut mengindikasikan semakin banyak barang atau aset yang berada di dalam toko. Namun, karena barang tersebut adalah barang retur, maka akan menambah kredit.

Dalam artian, walaupun ada penambahan barang, nilai HPP akan mengalami penurunan karena barang yang bertambah adalah barang retur yang tidak layak untuk dijual kembali. Berikut ini adalah contoh tabel perhitungan inventori atau persediaan ketika terdapat retur barang:

Tanggal Rekening Catatan Debit  Kredit
xx/xx/xxxx Persediaan Pengembalian Penjualan XXXX
Biaya Barang yang di Jual XXXX

 

Contoh Jurnal Retur Penjualan

Kamu sudah mempelajari tabel retur penjualan barang pada penjelasan sebelumnya.

Namun, tentunya kamu belum mengerti sepenuhnya apabila tidak ada contoh atau perhitungan nyata terkait retur barang.

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus sebagai gambaran retur penjualan barang:

1. Contoh Kasus

Melati memiliki usaha sebagai pedagang kosmetik, kesehariannya ia menjual barang yang di mana dalam faktur penjualan tertulis bahwa barang bisa dikembalikan maksimal 1 bulan. 

Pada suatu transaksi penjualan, ia berhasil menghasilkan Rp60.000.000 pada bulan Mei 2021, dengan rincian 50% terjual secara tunai dan sisanya kredit. 

Selain itu, Melati juga memiliki sejumlah utang sebesar Rp35.000.000 dan kas Rp3.000.000 pada akhir cash flow Mei 2021. Kemudian HPP atau harga pokok penjualan sebesar Rp38.000.000 dan persediaan untuk penutupan sebesar Rp20.000.000.

Selain itu, 5% barang yang sudah terjual ada pengembalian karena adanya kecacatan produk. Kemudian, toko Melati juga memiliki margin kotor sekitar 20% dari penjualan.

2. Perhitungan Jurnal Retur Penjualan dan Saldo Persediaan

Dari kasus yang Melati alami, maka kemungkinan atau taksiran saldo toko kosmetik milik Melati karena adanya retur barang tadi adalah sebagai berikut:

Nilai pengembalian barang = Rp60.000.000 x 5% = Rp3.000.000

Selanjutnya, asumsikan rasio pengembalian tunai (50%), sehingga uang tunai yang harus diberikan kepada pelanggan yang meretur produk adalah sebesar:

Penjualan x Rasio = Rp3.000.000 x 50% = Rp1.500.000 

Semisal pun pengembaliannya dalam bentuk kredit atau piutang, maka juga harus senilai Rp1.500.000 mengingat bahwa rasio pengembaliannya adalah 50%.

Lalu untuk akun persediaan, biaya akan dikurangi 20% margin yaitu sebesar:

Kas x margin kotor = Rp3.000.000 x 20% = Rp600.000 (nilai margin)

Maka saldo akun persediaan menjadi:

Kas – margin = Rp3.000.000 – Rp600.000 = Rp2.400.000.

harmony.co.id

Sekarang Sudah Paham tentang Jurnal Retur Penjualan?

Akhirnya, itu tadi ulasan mengenai jurnal retur penjualan, macam-macam pencatatannya, dan contoh kasus serta perhitungannya. 

Membuat pencatatan retur penjualan merupakan salah satu upaya untuk membuat manajemen bisnis agar lebih tertata rapi.

Selain itu, masih ada banyak hal lagi yang perlu pebisnis lakukan untuk memperbaiki sistem manajemen bisnis agar operasionalnya bisa berjalan dengan baik.

Oleh karena itu, tetap semangat, ya!


Temukan inspirasi lainnya seputar manajemen bisnis, keuangan dan sebagainya hanya di entreprenurcamp.id