Ketahui Pentingnya Tujuan Pengujian Produk untuk Bisnismu

491

Apakah kamu mengetahui pentingnya tujuan dari pengujian produk bisnis?

Melakukan pengembangan sebuah produk merupakan suatu keharusan bagi setiap bisnis yang ingin berkembang.

Namun, sebelum memasarkannya, kamu tentu harus melakukan pengujian produk. Lalu, apa saja tujuan pengujian produk pada proses pengembangan produk baru?

Simak ulasan berikut ini!

Apa itu Pengujian Produk?

Pengujian produk adalah cara untuk mencari tahu apa produk itu, bagaimana sebuah produk itu dibuat, atau seberapa baik tingkat kerjanya.

Hal ini dapat membantu perusahaan untuk memastikan bahwa produk mereka memenuhi kebutuhan pelanggan, sebelum perusahaan mulai membuatnya dalam jumlah besar.

Sehingga nantinya, perusahaan bisa mendapatkan gagasan atau ide yang jelas tentang apa yang perlu ada dalam suatu produk.

Selain itu, perusahaan juga akan tahu hal apa yang ingin pelanggan lihat untuk meningkatkan produk.

Pengujian produk juga merupakan salah satu dari rangkaian pengembangan produk dalam sebuah bisnis atau industri.

Setelah melakukan riset dan formulasi produk, maka pengujian produk adalah tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan.

7 Tujuan Pengujian Produk Baru dalam Bisnis

Ada banyak sekali tujuan dan manfaat dari pengujian produk, salah satunya adalah memastikan kualitas sebuah produk telah sesuai.

Jika kamu hendak melakukan pengujian terhadap produk, berikut ini adalah beberapa tujuan pengujian produk lainnya yang dapat kamu jadikan sebagai acuan:

1. Memastikan manfaat produk sesuai

Tujuan pengujian produk pertama adalah memastikan khasiat produk telah sesuai dengan apa yang tertulis.

Untuk meningkatkan daya beli produk, serta menarik perhatian konsumen, seringkali produsen menambahkan nilai fungsional berupa sebuah khasiat tertentu bagi tubuh dan kesehatan.

Klaim khasiat produk tersebut, misalnya “mampu menurunkan risiko penyakit jantung”, “membantu mencerahkan kulit”, “membantu mengurangi kadar kolesterol”, “suplemen peninggi badan”, dan lain sebagainya.

Hal tersebutlah yang perlu kamu validasi dengan cara melakukan pengujian produk.

Untuk melakukan pengujian produk, berikut ini adalah beberapa caranya:

  • Uji in vivo. Pengujian ini merupakan pengujian ilmiah melalui hewan. Biasanya, hewan yang digunakan adalah tikus mencit atau kelinci.
  • Uji in vitro. Pengujian ini merupakan pengujian melalui sel hidup atau enzim.
  • Uji klinis. Jenis pengujian ini merupakan pengujian yang paling berisiko, tetapi memiliki hasil paling akurat, karena menggunakan manusia sebagai objek pengujian

2. Memastikan tidak ada efek samping

Tujuan pengujian produk selanjutnya adalah mengurangi efek samping produk.

Efek samping dari sebuah produk akan mengganggu tingkat atau daya beli konsumen.

Adanya efek samping, umumnya membuat para pengguna produk merasa tidak nyaman. Namun, ada beberapa produk yang memang memiliki efek samping.

Terkadang efek samping mengindikasikan bahwa produk tersebut telah bekerja sesuai dengan fungsinya. Untuk itu, produsen harus mencari tahu efek samping dari produk tersebut.

Kamu bisa mencari tahu efek samping dengan beberapa cara, seperti melihat efek samping produk serupa yang ada di pasaran, mencari tahu efek samping masing-masing bahan pada jurnal ilmiah atau literatur, hingga melakukan pengujian laboratorium.

3. Memastikan kualitas produk sesuai

Kualitas produk pasti menjadi suatu standar apakah produk tersebut dapat memasuki pasar atau tidak.

Oleh karena itu, sebelum melalui proses pemasaran, sebuah produk harus melalui proses pengujian mutu, agar mutu produk selalu konstan dan sesuai.

Berikut ini adalah tips dan tahapan untuk memastikan kualitas sebuah produk sesuai:

  • Menetapkan indikator kualitas. Misalnya pada makanan tidak berbau tengik, pada produk furnitur kesesuaian dimensi, dan pada kosmetik adalah kesesuaian warna.
  • Membuat formulir check sheet untuk memudahkan pemantauan proses produksi dan pengecekan setiap indikator.
  • Untuk produk yang lolos pengujian kualitas, maka dapat lanjut ke proses pemasaran. Namun, produk yang tidak sesuai, bisa masuk ke dalam kategori produk reject.

4. Memastikan kesesuaian proses produksi

Tujuan pengujian produk selanjutnya adalah untuk memastikan kesesuaian proses produksi.

Setiap produsen, pasti memiliki standar operasional prosedur yang ada untuk membuat atau memproduksi suatu barang, agar sesuai dengan kualitas.

Namun, terkadang banyak terjadi kesalahan yang mana penyebab nya adalah human error atau kesalahan dari karyawan produksi.

Oleh karena itu, perlu adanya sistem pengujian produk untuk mengetahui kesesuaian proses produksi.

Kamu dapat melakukan analisis kesesuaian proses produksi, apabila ada produk reject.

Pemberian tanggal atau kode produksi pada kemasan atau label produk dapat membantu untuk memudahkan pengecekan.

Apabila ada produk cacat, maka kamu dapat melakukan audit pada hari produksi tersebut.

5. Meminimalisir produk cacat

Tujuan pengujian produk baru selanjutnya adalah meminimalisir adanya produk cacat.

Produk cacat sendiri adalah produk yang memiliki nilai minus atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Misalnya, adanya perbedaan bentuk, adanya perbedaan rasa jika produk makanan, hingga adanya perbedaan label.

Untuk itu, sebelum melalui proses pemasaran, kamu perlu melakukan pengujian produk final untuk melihat ada atau tidaknya cacat pada sebuah produk.

Sebelum melakukan inspeksi, sebaiknya terlebih dahulu kamu menentukan indikator apa saja yang perlu pengawasan.

Pastikan indikator tersebut adalah titik di mana banyak potensi kecacatan produk terjadi.

Misalnya, kerapatan tutup botol pada minuman, kesesuaian warna pada produk kosmetik, atau ada tidaknya benang menjuntai pada produk tekstil.

6. Mengecek kesesuaian fungsi produk

Tujuan pengujian produk baru selanjutnya adalah untuk melihat apakah fungsi dari produk bisa memberikan manfaat sesuai dengan rencana pengembangan atau tidak.

Dengan melakukan pengujian produk ke target konsumen, perusahaan menjadi mengetahui kesesuaian fungsi produk.

Perusahaan juga bisa mendapatkan umpan balik atau masukan langsung dari calon pembeli mengenai fungsi atau manfaat dari produk.

Hal ini dapat kamu lakukan dengan melakukan wawancara langsung pada pelanggan, atau melalui pengisian kuesioner secara online.

7. Melihat tingkat minat beli konsumen

Tujuan pengujian produk yang terakhir adalah melihat tingkat atau daya beli konsumen.

Selain berguna untuk menjaga kualitas dan spesifikasi produk, ternyata pengujian produk juga dapat menjadi indikator minat beli konsumen.

Hal ini dapat kamu lakukan dengan cara melakukan sebuah survey atau trial.

Survey atau trial produk ini dapat kamu lakukan sebelum kamu launching produk baru ke pasar luar.

Berikut ini adalah beberapa tahapan untuk melakukan pengujian tingkat minat beli konsumen:

  • Menetapkan populasi orang sebagai subjek, misalnya orang yang berbelanja di pasar atau ibu rumah tangga.
  • Mengadakan demo produk atau sekadar menyebarkan brosur terkait penawaran produk.
  • Menyiapkan kuesioner berisi pertanyaan mengenai tingkat kepuasan dan meminta pelanggan untuk mengisinya.
  • Menganalisis data hasil kuesioner, apakah produk tersebut layak untuk berlanjut ke tahap pemasaran atau tidak.

Sudahkah Kamu Memahami Tujuan Pengujian Produk Baru?

Berikut tadi adalah beberapa penjelasan mengenai tujuan pengujian produk yang dapat kamu lakukan.

Melakukan pengujian produk merupakan salah satu hal yang dapat membantu kesuksesan bisnis.

Oleh karena itu, tetap semangat dalam mengembangkan dan menguji produk, ya!