Jika kamu sudah mempunyai penghasilan sendiri, tentu ada niatan untuk menyisihkan uang agar bisa kamu tabung. Salah satunya adalah dengan menabung di reksadana. Tapi, apa itu reksadana dan bagaimana keuntungan serta risikonya?
Daftar Isi
Apa Itu Reksadana?
Apabila kamu memahami sulitnya mencari uang, tentu kamu akan berhati-hati dalam mengelola uang yang kamu punya. Termasuk dalam menabung, kamu akan memilih instrumen tabungan sesuai dengan risiko yang masih sanggup kamu tanggung dan pastinya akan memilih instrumen yang aman.
Ada banyak sekali tempat untuk menabung, mulai dari cara paling konvensional dengan menabung di celengan, menabung di bawah tempat tidur atau dengan menggunakan cara yang lebih modern seperti menabung di bank, menggunakan fitur auto debet, atau berinvestasi di reksadana dan pasar saham.
Reksadana adalah salah satu instrumen yang bisa kamu gunakan untuk menabung. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reksadana adalah wadah atau tempat untung menghimpun dana dari investor yang selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi menjadi sebuah portofolio efek.
Setelah menghimpun dana tersebut dari masyarakat, seorang manajer investasi kemudian akan menyalurkan uang tersebut untuk menjadi investasi pada produk pasar uang ataupun pasar modal.
Manajer investasi adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengelola dana dari investor. Selain itu, seorang manajer investasi juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan transaksi seperti saham, obligasi, atau instrumen lain bagi investor yang bertujuan untuk dapat memberikan keuntungan bagi investor.
Bagaimana Keuntungan Reksadana?
Sebagai pertimbangan untuk kamu, simak beberapa keuntungan reksadana yang mungkin akan membuatmu menarik untuk melakukan investasi di instrumen keuangan yang satu ini.
1. Investasi Cukup Dengan Modal Kecil
Keuntungan pertama yang bisa kamu dapatkan apabila kamu melakukan investasi atau menabung di reksadana adalah kamu dapat berinvestasi dengan jumlah nominal yang kecil. Bahkan, kamu bisa membeli reksadana hanya dengan modal uang sebesar Rp10.000 saja.
Hal ini berbeda apabila kamu membeli saham. Misalnya kamu ingin membeli satu lot saham BBCA di harga Rp7.500 per lembar, kamu perlu mengumpulkan uang sebesar Rp750.000 dahulu baru kamu bisa membelinya.
Jika membeli reksadana, perhitungan akan dilakukan sesuai dengan nominal yang kamu beli. Misalnya kamu membeli reksadana A di harga Rp1.000 dengan modal Rp100.000, maka kamu akan terhitung memiliki jumlah kepemilikan sebanyak 100 lembar.
2. Tidak Perlu Menyusun Instrumen Portofolio Sendiri
Keuntungan reksadana yang kedua adalah kamu tidak perlu membuat portofoliomu sendiri. Manajer investasi akan memutuskan untuk memberikan portofolio terbaik agar modal yang sudah kamu tanamkan dapat memberikan keuntungan.
Instrumen keuangan ini cocok untuk kamu yang sibuk tetapi tetap ingin berinvestasi atau untuk kamu yang tidak terlalu pandai menyusun portofolio efek. Dari segi waktu, kamu bisa menghemat waktu untuk menyusun portofolio karena manajer investasi akan membantumu.
3. Diversifikasi Portofolio
Keuntungan reksadana yang ketiga adalah memiliki instrumen investasi yang variatif. Maksudnya variatif atau diversifikasi di sini, kamu bisa menaruh uangmu di beberapa jenis instrumen keuangan seperti obligasi, pasar saham, surat utang, atau pasar uang.
Hal ini berkebalikan apabila kamu menyusun portofolio saham sendiri, dimana uang yang kamu investasikan hanya bisa untuk membeli satu produk saja. Misalkan, kamu memiliki uang sebesar Rp. 400.000 dan bisa untuk membeli 1 lot saham telkom, maka kamu hanya memiliki satu lot saham telkom saja.
Tetapi, apabila kamu berinvestasi di reksadana, dengan modal investasi yang sama kamu bisa memiliki beberapa jenis saham. Contohnya, kamu memiliki uang sebesar Rp. 400.000 dan kamu gunakan untuk membeli reksadana saham BNI-AM IDX 30. Maka, kamu bisa mendapatkan beberapa jenis saham seperti ADRO, BBCA, BBNI, BBRI, dan lain sebagainya dengan jumlah yang lebih kecil.
4. Transparan
Keuntungan reksadana selanjutnya adalah memiliki sifat yang transparan sehingga memudahkan kamu untuk melakukan pemantauan harga kapanpun yang kamu mau.
Saat ini, kamu tidak perlu lagi berkunjung ke kantor manajer investasi untuk mengetahui harga yang kamu beli. Semua data disajikan secara transparan melalui aplikasi dan media, sehingga kamu bisa mengeceknya dengan mudah dan secara real time.
5. Dapat Ditarik Kapanpun
Kembali lagi ke tujuan investasi yang kamu bangun, berinvestasi di reksadana dapat memberikan kamu keuntungan karena memiliki kelebihan yaitu memiliki waktu fleksibel untuk penarikan.
Dana yang kamu investasikan di instrumen keuangan ini dapat ditarik kapanpun sesuai dengan tujuan keuangan kamu atau jika kamu membutuhkan dana tersebut di saat-saat darurat.
Hal ini membuat instrumen ini memiliki kelebihan daripada deposito. Apabila kamu berinvestasi di deposito, ada tenggang waktu untuk menyimpan dana.
Contohnya, dana yang kamu simpan tidak dapat diambil dalam jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan sesuai dengan kesepakatan. Jika kamu ambil sebelum jatuh tempo, maka akan ada biaya tertentu.
6. Hasil Investasi Bersih
Kelebihan lainnya adalah instrumen ini sudah memberikanmu hasil investasi yang bersih atau sudah dipotong oleh pajak. Tidak hanya pajak saja, tetapi hasil investasi juga sudah bebas dari biaya dari manajer investasi dan bank kustodian.
Dengan mendapatkan hasil investasi yang bersih, kamu tidak lagi perlu repot untuk membayar pajak atau biaya-biaya lain. Kamu cukup menerima uang hasil investasi kamu yang masuk ke rekening.
7. Mudah Dalam Melakukan Pembelian
Hal lain yang bisa membuat kamu untuk tertarik berinvestasi ke reksadana adalah mudah dalam melakukan pembelian. Saat ini sudah banyak aplikasi yang mendukung kemudahan pembelian reksadana dari APERD atau Agen Penjual Reksa Dana.
Kamu tidak perlu datang ke bank atau ke sekuritas untuk melakukan pembelian. Cukup dengan membuka aplikasi APERD di ponsel, memilih jenis reksadana yang akan kamu beli, dan melakukan pembayaran, kamu sudah bisa berinvestasi.
Metode pembayaran pun sangat beragam, mulai dari transfer bank, menggunakan nomor virtual account, atau juga dari saldo dompet digital. Tak hanya itu saja, ada pula fitur auto debit yang bisa memudahkan kamu untuk menabung.
8. Diawasi dan Diatur Oleh Pemerintah
Saat ini sedang marak sekali investasi bodong atau penipuan yang berkedok investasi di masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya kamu memilih investasi yang resmi atau yang diawasi langsung dan diatur oleh pemerintah.
Salah satu cara untuk berinvestasi secara aman adalah memilih reksadana sebagai sarana untuk menabung uang yang kamu miliki. Hal ini karena pemerintah mengatur dan mengawasi instrumen ini, yang diatur oleh regulator Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Pastikan dahulu jika APERD dan manajer investasi yang kamu pilih sudah mendapatkan izin dan terdaftar di OJK. Dengan begitu, jika suatu hari APERD atau manajer investasi yang kamu pilih sudah tidak beroperasi, kamu tetap bisa mendapatkan hasil uang yang sudah kamu tabung.
Apa Saja Risiko Reksadana?
Tidak ada hal yang sempurna, berinvestasi di reksadana pun juga memiliki beberapa risiko. Simak risiko berikut sebagai pertimbanganmu untuk mengetahui apakah kamu cocok memilih reksadana sebagai salah satu instrumen investasimu.
1. Memiliki Risiko Kerugian
Hal pertama yang perlu kamu pahami sebelum melakukan investasi adalah adanya risiko kerugian, baik investasi di pasar saham, menabung di bank, ataupun reksadana.
Berinvestasi di reksadana pun juga bisa memiliki risiko kerugian meskipun manajer investasi sudah menyusun portofolio yang bisa memberikan keuntungan sebaik mungkin.
Hal ini karena dana disalurkan ke beberapa instrumen lain seperti saham, deposito, surat utang, dan sebagainya. Misalnya di pasar saham, ada risiko harga yang bisa mengalami fluktuasi atau naik turun tergantung dengan kondisi ekonomi nasional dan global.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu tentu juga akan memberikan pengaruh terhadap harga reksadana yang kamu beli. Oleh karena itu, ada baiknya kamu berinvestasi dengan menggunakan ‘uang dingin’ atau uang yang tidak kamu gunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
2. Ada Biaya Administrasi
Selanjutnya, ada juga biaya administrasi yang perlu kamu keluarkan jika kamu melakukan investasi di reksadana. Biaya administrasi ini umumnya mencakup biaya untuk manajer investasi dan juga biaya untuk bank kustodian. Bank kustodian adalah bank yang digunakan untuk menyimpan uang yang kamu punya.
Untuk biaya pengelolaan atau administrasi, setiap jenis reksadana memiliki presentase yang berbeda-beda. Biaya pengelolaan ini bisa mulai dari 0,40% hingga 3,50% tergantung dari jenisnya. Sedangkan untuk biaya bank kustodian, mulai dari 0,2% hingga 0,25%.
Kamu bisa melihat seluruh biaya pengelolaan pada prospektus sebelum kamu memutuskan untuk membeli reksadana yang kamu pilih.
3. Risiko Wanprestasi
Dalam berinvestasi, kamu juga bisa mengalami risiko wanprestasi. Wanprestasi adalah cidera janji dari manajer investasi saat tidak dapat memenuhi kewajiban dalam kontrak yang ada.
Untuk menghindari wanprestasi, kamu perlu memahami manajer investasi yang kamu pilih untuk mengelola dana. Pastikan kamu membaca prospektus sebelum membeli, melihat track record manajer investasi, dan melakukan komparasi antara satu sama lain. Pastikan untuk memilih manajer investasi yang memiliki kredibilitas baik.
4. Risiko Likuiditas
Terakhir, risiko reksadana adalah adanya risiko likuiditas atau adanya ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajibannya membayar hak investor. Hal ini dapat terjadi apabila sebagian investor melakukan penarikan dana secara besar-besaran (redemption).
Adanya risiko likuiditas menyebabkan pembayaran kepada investor menjadi tertunda. Tak hanya itu saja, jika terjadi kejadian force majeure atau keadaan memaksa seperti bencana alam, penjualan reksadana juga dapat terhenti sementara.
Pilih Reksadana Untuk Investasi
Salah satu bentuk pengelolaan uang yang baik adalah mampu menyisihkan pendapatan untuk menabung, salah satunya dengan menabung di reksadana. Setelah mengetahui apa itu reksadana, keuntungan reksadana, dan risiko reksadana, apakah kamu mulai tertarik untuk menabung di reksadana?
Sebelum berinvestasi, jangan lupa untuk mengingat jika tidak ada investasi yang bisa memberikan keuntungan yang cepat dan setiap investasi memiliki risiko yang berbeda. Pastikan untuk memilih investasi yang sesuai dengan profil risikomu dan juga investasi yang aman.
Kinerja investasi di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Pahami isi prospektus, lakukan riset mendalam, dan mulai berinvestasi di reksadana. Jika sudah, kamu bisa mulai menikmati hasilnya.
Temukan berbagai tips manajemen bisnis dan keuangan yang bisa membantu dalam kembang bisnis usaha anda hanya di entrepreneurcamp.id.