Apa itu Revenue? – Bagi kamu yang sering bergelut di dunia bisnis, tentu sudah tak asing dengan istilah revenue atau pendapatan. Istilah ini memiliki hubungan erat dengan keuntungan suatu bisnis dan menjadi penjaga keberlangsungan suatu usaha. Lalu, apa itu revenue?
Pada artikel kali ini, kamu akan segera mengetahui tentang pengertian pendapatan beserta jenis-jenisnya, rumus perhitungannya, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan cara jitu untuk meningkatkan jumlahnya. Kalau sudah penasaran, pastikan kamu simak penjelasan di bawah ini sampai tuntas ya!
Daftar Isi
Apa Itu Revenue?
Secara umum, Revenue adalah pendapatan atau jumlah uang yang masuk ke perusahaan. Uang yang masuk tersebut bisa berasal dari penjualan produk, bunga investasi, penjualan aset perusahaan, penerimaan donasi, dan lain sebagainya.
Istilah ini sangat sering bermunculan dalam setiap laporan keuangan perusahaan sebagai catatan pendapatan atau pemasukan bisnis.
Biasanya, istilah ini revenue sangat sering disamakan dengan income maupun sales karena ketiganya memiliki makna yang hampir sama. Maka tak heran, jika terkadang orang-orang sering salah memaknai ketiga istilah tersebut.
Meskipun inti maknanya sama, yaitu pemasukan bisnis, ketiga istilah finansial tersebut memiliki aspek-aspek yang berbeda. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, berikut adalah penjelasan singkat tentang perbedaan antara revenue, income, dan sales dalam tabel berikut:
Revenue (pendapatan) | Income (penghasilan) | Sales |
Jumlah total pendapatan yang diperoleh oleh suatu badan usaha Sumber pendapatannya berasal dari berbagai macam seperti hasil penjualan barang dan jasa, bunga deposito, penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain, dllDi dalam laporan keuangan, informasi revenue terletak di baris paling atas (top line)Dikenal juga sebagai gross sales atau pendapatan bruto | Laba bersih atau nilai keuntungan bisnis, yaitu jumlah pendapatan bisnis dikurangi total biaya produksi (biaya operasional, pajak, harga pokok penjualan atau HPP, dll)Sumber pendapatannya hanya dari hasil penjualan atau salesDi dalam laporan keuangan, informasi net income terletak di baris paling bawah (bottom line)Dikenal juga sebagai profit | Pemasukan bisnis yang dihasilkan dari penjualan barang maupun jasaMerupakan bagian dari revenue |
Pada intinya, revenue adalah pendapatan bruto yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari adanya suatu aktivitas bisnis. Sementara itu, income merupakan penghasilan atau nilai keuntungan bersih yang diperoleh suatu badan usaha.
Pentingnya Revenue Bagi Sebuah Bisnis
Di dalam dunia akuntansi, revenue merupakan bagian dalam laporan laba rugi perusahaan yang muncul pertama kali di baris teratas.
Nantinya, jumlah pendapatan perusahaan akan dikurangkan dengan total biaya pengeluaran perusahaan untuk mendapatkan nilai laba usaha.
Jika jumlah pendapatannya lebih besar dari biaya (expenses), maka perusahaan tersebut memiliki laba atau keuntungan usaha. Sebaliknya, jika jumlah pendapatannya lebih kecil daripada biaya, itu tandanya perusahaan tersebut telah mengalami kerugian bisnis pada suatu periode tertentu.
Dari sini, kamu bisa mengetahui bahwa pendapatan bisnis memiliki peran yang sangat penting dalam mengukur kondisi perusahaan untuk bisa tetap beroperasi dan menghasilkan keuntungan.
Agar perusahaan bisa tetap beroperasi secara normal, jumlah pendapatan bisnis harus jauh lebih besar daripada jumlah pengeluarannya. Dengan begitu, perusahaan akan tetap memiliki keuntungan atau laba atas segala aktivitas bisnis yang telah terlaksana.
Perlu kamu ketahui, pendapatan bisnis yang tinggi belum tentu menjamin keuntungan yang besar. Bisa saja dibalik revenue yang tinggi terdapat beban pengeluaran yang sama tingginya dan bisa berdampak pada jumlah keuntungan bisnis.
Untuk meningkatkan laba usaha, ada dua hal yang perlu pelaku bisnis lakukan yakni, menaikkan jumlah pendapatan dan / atau mengurangi beban biaya perusahaan.
Seringnya, para pelaku bisnis lebih terfokus pada upaya peningkatan pendapatan tanpa menilik beban biaya yang diperlukan. Sejatinya, kedua aspek ini perlu dioptimalkan secara seimbang agar menghasilkan laba bisnis yang besar.
Laba bisnis akan tetap bisa naik meskipun jumlah pendapatannya relatif stagnan, asalkan ada tindakan pemotongan biaya pengeluaran yang efektif dan berpengaruh nyata pada pertumbuhan bisnis kamu.
Jenis-Jenis Revenue
Setelah mengetahui apa itu revenue diatas. Secara umum, pendapatan bisnis bisa didapatkan melalui dua jenis sumber yang berbeda. Perbedaan sumber inilah yang telah membagi dua jenis pendapatan atau revenue bisnis yakni:
1. Operating Revenue
Pada dasarnya, operating revenue merupakan pendapatan yang berasal dari aktivitas utama bisnis, seperti hasil penjualan barang maupun jasa.
Selain itu, pendapatan operasional ini juga bisa berasal dari segala aktivitas yang berkaitan dengan tujuan utama perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bisnis. Dengan kata lain, pendapatan operasional tidak bisa berasal dari hasil investasi ataupun pendanaan.
2. Non Operating Revenue
Pendapatan non operasional ini dihasilkan bukan dari aktivitas bisnis badan usaha. Pendapatan tersebut berasal dari sumber pemasukan tambahan (secondary sources) seperti bunga deposit bank, keuntungan saham, penjualan aset perusahaan, dan aktivitas non operasional bisnis lainnya.
Rumus Perhitungan Revenue
Cara perhitungannya, kamu dapat menjumlahkan seluruh pemasukan bisnis secara keseluruhan.
Setidaknya, terdapat tiga rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung pendapatan bisnismu yakni antara lain:
1. Total Revenue (TR)
Cara menghitung jumlah pendapatan bisnis yang pertama adalah dengan rumus TR. Dengan rumus ini, kamu bisa memasukkan seluruh pemasukan yang diperoleh dari semua saluran penjualan.
Misalnya, kamu adalah seorang penjual kerajinan tangan di berbagai tempat seperti toko pribadi, toko aksesoris di lokasi lain, maupun toko online di e-commerce. Saat kamu hendak menghitung total revenue, semua hasil penjualan kerajinan tangan dari ketiga toko tersebut harus kamu masukkan dalam list perhitungan.
Selanjutnya, kamu dapat menggabungkan jumlah pendapatan dari masing – masing toko menjadi satu kesatuan total pendapatan bisnis.
Adapun, rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung total pendapatan bisnis layanan jasa yakni:
TR = harga layanan jasa yang kamu tawarkan x jumlah pelanggan
Perhitungan TR pada jenis bisnis penjualan barang juga tak jauh berbeda dengan rumus TR layanan jasa. Berikut adalah formula perhitungan total pendapatan dari penjualan produk barang:
TR = harga produk per unit x jumlah total barang yang diproduksi
Contohnya, kamu berhasil memproduksi sebanyak 50 item kerajinan tangan dengan menetapkan harga jual produk sebesar Rp20.000 per item. Dengan begitu, jumlah TR bisnis kamu adalah:
= Harga x jumlah produk yang diproduksi
= Rp20.000 x 50 = Rp1.000.000
Dapat kita simpulkan bahwa total pendapatan yang akan kamu peroleh dari hasil penjualan kerajinan tangan tersebut adalah sebesar 1 juta rupiah.
2. Average Revenue (AR)
Selanjutnya, rumus perhitungan pendapatan bisnis yang kedua adalah average revenue atau pendapatan rata – rata. Cara perhitungan ini dapat kamu kerjakan setelah mengetahui pendapatan total bisnis atau TR-nya.
Adapun, rumus perhitungan pendapatan rata – rata tersebut yakni:
AR = TR / Q
Keterangan:
TR : Total pendapatan bisnis
Q : Jumlah total produk yang berhasil terjual
Contohnya, kamu berhasil memperoleh total pendapatan bisnis kerajinan tangan sebesar Rp2.000.000 untuk periode penjualan tertentu. Lebih lanjut, jumlah total kerajinan tangan yang berhasil kamu jual periode tersebut adalah sebanyak 100 item.
Berdasarkan kedua data di atas, kamu bisa mengetahui jumlah pendapatan bisnis rata – ratanya melalui perhitungan average revenue sebagai berikut:
= total pendapatan bisnis kerajinan tangan : jumlah kerajinan tangan yang terjual
= Rp2.000.000 : 100 item = Rp20.000
Dengan begitu, dapat kita simpulkan bahwa jumlah pendapatan rata – rata bisnis penjualan kerajinan tangan pada periode tersebut adalah sebesar 20 ribu rupiah.
3. Marginal Revenue (MR)
Berikutnya, cara perhitungan pendapatan bisnis yang ketiga adalah marginal revenue atau pendapatan marginal. Marginal revenue adalah kenaikan atau penurunan pendapatan akibat adanya penambahan atau pengurangan jumlah produk yang berhasil terjual.
Untuk perhitungannya, kamu bisa menghitung nilai pendapatan marginal bisnis menggunakan rumus berikut ini:
MR = ΔTR / ΔQ
Keterangan:
ΔTR : Jumlah kenaikan atau penurunan total pendapatan
ΔQ : Jumlah pertambahan atau pengurangan produk yang terjual
Secara umum, perhitungan pendapatan marginal bisnis dapat mengukur adanya perubahan jumlah revenue sebagai dampak dari adanya perubahan jumlah produk yang terjual.
Biasanya, perhitungan pendapatan marginal sering dipakai untuk mengetahui seberapa besar peningkatan revenue yang kamu dihasilkan dari penjualan tambahan barang maupun jasa.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Revenue
Untuk bisa memperoleh pendapatan bisnis yang memuaskan, kamu perlu memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi revenue yang terdiri dari:
1. Jumlah Pelanggan
Jumlah pembeli maupun pengguna jasa merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi jumlah pendapatan bisnis kamu. Semakin banyak jumlah pelanggan, akan semakin banyak pula pendapatan yang bisa kamu dapatkan. Begitu pula sebaliknya.
Keberadaan pelanggan juga menjadi faktor utama dalam keberlangsungan suatu bisnis. Tanpa adanya pelanggan, setiap bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan akan berangsur ‘mati’.
Sebisa mungkin, kamu perlu melakukan segala daya dan upaya agar bisa memperoleh pelanggan bisnis secara berkelanjutan.
2. Jumlah Transaksi
Faktor yang mempengaruhi besarnya pendapatan bisnis yang berikutnya adalah ukuran atau jumlah transaksi yang dilakukan oleh pelanggan.
Jika kamu ingin mendapatkan pendapatan yang besar, kamu perlu berusaha untuk membuat para pelanggan agar mau membeli produk jualanmu dalam jumlah lebih banyak. Atau, kamu juga bisa melakukan suatu siasat jitu agar pelanggan mau memilih layanan jasa yang lebih mahal.
Sejatinya, teknik penjualan tersebut dapat kita sebut dengan istilah upselling. Upselling merupakan tindakan penjual yang mendorong konsumen untuk membeli produk yang berukuran lebih besar, lebih mahal, ataupun lebih banyak daripada jenis produk awal yang konsumen pilih.
Contohnya, saat kamu berkunjung ke gerai minimarket terdekat untuk membeli air mineral. Saat tiba di bagian kasir, kamu akan mendapatkan berbagai penawaran yang lain seperti pembelian pulsa, produk diskonan, promo bulanan, dan lain sebagainya. Pernah mengalami hal demikian?
Jika seorang pembeli berhasil masuk ke perangkap upselling, maka pelaku bisnis akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
3. Frekuensi Transaksi
Untuk faktor yang satu ini, pelaku bisnis akan berupaya untuk membuat pelanggan membeli produk tertentu setiap periode waktu tertentu.
Misalnya, seorang pelanggan rutin membeli suatu produk setiap satu pekan sekali. Agar pendapatan pelaku bisnis bisa lebih tinggi, mereka akan menyusun sebuah strategi yang membuat para pelanggan membeli produk yang sama dengan frekuensi pembelian yang lebih sering.
Semakin sering pelanggan beli, semakin besar keuntungan para pebisnis. Contohnya, penjual menawarkan suatu produk yang sama tetapi dijual dalam ukuran kemasan lebih kecil.
Penjual tersebut memberikan persuasi bahwa produk yang berukuran kecil memiliki harga yang jauh lebih murah daripada versi kemasan yang lebih besar.
Namun, tujuan yang sebenarnya adalah agar produk yang konsumen beli bisa cepat terpakai habis sehingga mereka –para konsumen- akan kembali membeli produk yang sama ke penjual tersebut.
Dengan begitu, pendapatan penjual akan jadi lebih tinggi karena adanya peningkatan frekuensi transaksi atau pembelian.
4. Harga Barang atau Jasa
Harga barang atau jasa tentu memiliki dampak yang sangat besar dalam mempengaruhi revenue bisnis kamu. Semakin tinggi harga jual yang kamu tetapkan, maka akan semakin tinggi pula pendapatan bisnis yang akan kamu peroleh.
Menurut hasil penelitian dari Rasyid dkk (2012) dan Crisdandi (2015), mereka menyatakan bahwa harga jual dapat memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan usaha.
Sehingga, jika harga jual produk mengalami kenaikan, maka pendapatan bisnis juga akan ikut naik.
5. Suku Bunga
Kamu mungkin sering menemukan istilah ini dalam dunia perbankan. Suku bank merupakan bentuk balas jasa yang diberikan oleh pihak peminjam kepada pihak pemberi pinjaman.
Besaran suku bunga dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan perusahaan. Untuk jenis perusahaan perbankan atau pembiayaan, suku bunga bisa menjadi jenis pemasukan bisnis yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan bisnis.
Semakin besar suku bunga yang mereka dapatkan, semakin besar pula pendapatan bisnis yang diperoleh oleh perusahaan tersebut.
Untuk jenis perusahaan yang lainnya, suku bunga akan menjadi pengeluaran atau biaya modal perusahaan untuk suatu tujuan tertentu. Semakin tinggi tanggungan suku bunga yang perusahaan miliki, maka akan berpengaruh pada besarnya jumlah biaya pengeluaran yang akan mempengaruhi profitabilitas bisnis.
6. Variasi Produk Bisnis
Faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan bisnis adalah adanya variasi produk maupun jasa yang kamu tawarkan. Semakin banyak variasi produknya, pelanggan akan memiliki banyak opsi menarik yang bisa mereka beli di toko kamu.
Selain itu, variasi produk juga akan mengundang lebih banyak jenis pelanggan sesuai dengan jenis barang atau jasa yang kamu tawarkan.
Misalnya, kamu memiliki bisnis toko pakaian wanita yang khusus diperuntukkan bagi pelanggan wanita yang sudah menginjak usia remaja hingga dewasa. Suatu saat, kamu mulai menjual produk pakaian untuk anak perempuan sebagai variasi produk tambahan dalam bisnis toko pakaian kamu.
Dengan begitu, jumlah pelanggan kamu akan jadi lebih beragam karena adanya penambahan variasi produk baru untuk meningkatkan pendapatan bisnis.
7. Trafik Pengunjung Website
Jika kamu memiliki halaman website bisnis, maka pengaruh jumlah kunjungan website juga akan berdampak pada pendapatan usaha yang akan kamu peroleh.
Semakin banyak jumlah kunjungan pada website bisnismu, semakin besar pula potensi leads yang akan kamu dapatkan. Jika penawaran bisnis dalam website tersebut berhasil menarik minat orang untuk membeli, pendapatan bisnis kamu juga akan mengalami kenaikan yang cukup drastis secara otomatis.
Untuk bisa mendapatkan trafik yang melimpah, kamu perlu melakukan strategi optimasi website dengan benar atau meminta bantuan tenaga ahli profesional untuk mengurusnya.
Agar trafik website kamu bisa berubah menjadi pembeli, buatlah isi website yang menarik dan mampu menggelitik hasrat para audiens agar mau membeli produk di toko online kamu. Jangan lupa, sertakan CTA (Call to Action) yang powerful agar pelanggan makin mantap untuk melakukan pembelian.
Cara Meningkatkan Revenue
Sebagai pelaku bisnis, kamu tentu ingin mempunyai pendapatan serta keuntungan bisnis yang memuaskan bukan. Nah, agar pendapatan bisnis kamu bisa mengalami peningkatan yang berlipat-lipat, kamu perlu melakukan beberapa strategi khusus antara lain:
1. Memberikan Diskon
Siapa sih yang tak suka dengan diskon? Pasalnya, setiap barang maupun jasa yang kamu tawarkan akan jauh lebih menarik di mata para calon pembeli. Kalau produkmu mereka pandang ‘menarik’, mereka tak akan ragu untuk melakukan pemesanan jasa ataupun pembelian barang.
Sejatinya, tujuan pemberian diskon adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan menaikkan pendapatan bisnis. Namun, jangan sampai pemberian harga diskon malah membuat usahamu jadi rugi.
2. Gunakan Strategi Bundling
Penggunaan strategi bundle atau bundling adalah bentuk pemasaran yang menawarkan paket penjualan beberapa jenis produk dengan banderolan harga yang jauh lebih murah. Contoh strategi bundling yaitu, beli 3 produk akan menghemat pengeluaran sebesar Rp10 ribu.
Pasalnya, strategi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pembelian produk sehingga dapat meningkatkan jumlah pendapatan usaha secara optimal. Selain itu, strategi ini juga dapat membantu beberapa pelanggan untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.
3. Menawarkan Layanan Bersistem Langganan
Cara meningkatkan revenue bisnis selanjutnya adalah dengan memberlakukan sistem layanan berlangganan. Biasanya, layanan ini sering kamu temukan dalam bisnis di bidang pemanfaatan teknologi seperti perusahaan software atau media.
Dalam perusahaan software, pengguna baru akan mendapatkan tawaran penggunaan aplikasi secara gratis baru atau free trial untuk kemudian diminta membayar sejumlah besar uang untuk berlangganan aplikasi selama periode bulanan maupun tahunan.
Adapun, contoh perusahaan software dan media yang memberlakukan sistem layanan berlangganan adalah Adobe, Netflix, dan masih banyak lagi.
Selain jenis bisnis di atas, pemberlakuan sistem langganan juga bisa lho diaplikasikan dalam bidang bisnis lain, yakni dengan sistem refill. Adapun, contoh bisnis sistem refill ini antara lain, air mineral galon, sabun mandi botol, cairan pengharum, dan lain sebagainya.
4. Meningkatkan Kualitas Produk
Selama kamu menawarkan produk yang berkualitas, seberapa pun harganya akan tetap laku di pasaran.
Umumnya, setiap produk yang memiliki kualitas unggul akan melalui proses produksi berstandarisasi dan menggunakan bahan baku bermutu dan berkualitas tinggi.
Meski tampaknya sederhana, menyediakan produk yang berkualitas akan membuat para pelanggan menjadi puas dan berpotensi lebih besar untuk melakukan pembelian ulang atau repeat order.
Dengan begitu, frekuensi beli dan jumlah pelanggan kamu akan jadi semakin meningkat dan berkorelasi positif dengan peningkatan revenue bisnismu.
5. Optimasi Platform Media Jualan
Jika kamu menggunakan platform digital untuk menawarkan produk jualan, jangan lupa lakukan strategi digital marketing untuk menjangkau target pasar yang tepat secara luas.
Agar jangkauan pemasaran bisnis bisa sampai ke banyak audiens, kamu perlu melakukan suatu upaya optimasi platform jualan digital seperti optimasi website dengan SEO, optimasi media sosial, optimasi e-commerce, memanfaatkan digital ads, dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Jadi, apa itu revenue? Revenue adalah pendapatan kotor perusahaan yang dihasilkan dari suatu kegiatan bisnis. Secara umum, pendapatan bisnis terbagi menjadi dua jenis yaitu operating revenue dan non operating revenue.
Selanjutnya, cara mengetahui jumlah pendapatan usaha dapat dihitung menggunakan tiga macam rumus yakni total pendapatan (TR), pendapatan rata-rata (AR), dan pendapatan marginal (MR).
Untuk menaikkan nilai pendapatan bisnis, kamu bisa melakukan berbagai jenis upaya-upaya strategis seperti penetapan diskon, menciptakan produk berkualitas unggul, melakukan optimasi marketing, menggunakan sistem layanan bundling, dan lain sebagainya.Bagi kamu yang sudah berkecimpung lama di dunia bisnis, kira-kira strategi jitu apa yang berhasil kamu terapkan dalam rangka meningkatkan revenue perusahaan?
Dapatkan informasi bisnis dan tips memulai bisnis lainnya hanya di entrepreneurcamp.id
Baca juga: