Private Label: Pengertian & Cara Kerjanya dalam Bisnis

116

Private label adalah salah satu istilah yang tidak asing di dunia bisnis.

Bahkan, kini semakin banyak perusahaan yang menggunakannya pada produk mereka.

Umumnya, istilah ini banyak digunakan pada perusahaan yang tidak bisa memproduksi produk mereka sendiri.

Namun, sebenarnya apa itu private label? Bagaimana cara kerja private label dalam suatu perusahaan?

Nah, untuk kamu yang penasaran tentang istilah ini, simak artikel berikut, ya!

Apa itu Private Label?

Private label merupakan rujukan terhadap suatu produk milik sebuah perusahaan, namun produk tersebut bukanlah hasil dari buatannya sendiri.

Dengan kata lain, produk yang beredar di pasaran berasal dari produsen lain.

Hal ini dapat terjadi ketika kedua belah pihak saling menyetujui di bawah tanda tangan kontrak hukum.

Menariknya, private label ini ternyata bisa digunakan untuk berbagai keperluan bisnis, loh.

Misalnya, bisnis makanan, retail, kosmetik, hingga obat-obatan. Sebuah perusahaan yang menggunakan sistem ini memang memiliki merek toko sendiri.

Namun, mereka hanya berperan sebagai peritel saja.

Kamu bisa menemukan produk private label dengan mudah di perusahaan minimarket yang menjual produk makanan, maupun minuman, dengan merek minimarket tersebut.

Baca Juga: Ide-Ide Bisnis Makanan untuk Anda yang Mau Berbisnis Kuliner

Cara Kerja Private Label

Setelah mengetahui apa itu private label, tentunya kamu penasaran dengan cara kerja private label dalam bisnis, ‘kan?

Jadi, cara kerja private label ini berawal dari peritel selaku pemilik suatu merek. Nantinya, peritel akan menentukan segala hal yang berkaitan dengan produk. Mulai dari kemasan, fitur, hingga spesifikasi produk tersebut secara detail.

Kemudian, peritel akan mengontrak mitra untuk membantu memproduksi produk tersebut.

Setelah itu, pihak peritel akan memberi label produk sesuai dengan merek bisnis mereka sebelum nantinya dipasarkan kepada konsumen.

Contohnya minimarket Indomaret mempunyai berbagai produk dengan label Indomaret sendiri.

Namun, sebenarnya produk-produk tersebut bukanlah hasil produksi dari perusahaan Indomaret.

Akan tetapi, pihak perusahaan menggunakan private label pada produk yang mereka jual.

Artinya, Indomaret bekerja sama dengan perusahaan lain untuk membuat produk siap jual, dengan tetap menggunakan label brand Indomaret.

Konsep yang sama juga sudah banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan, loh. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga perusahaan luar negeri, contohnya seperti perusahan Nike.

Baca Juga: Begini Cara Mengukur Kesuksesan Perusahaan Anda

Kelebihan Private Label dalam Bisnis

Tentu saja ada banyak sekali kelebihan yang bisa kamu dapatkan dengan melakukan private label pada sebuah bisnis.

Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Harga produk jauh lebih murah

Produk dengan konsep label ini umumnya dianggap sebagai produk premium, sesuai dengan target pasarnya.

Hal ini dapat terlihat dari citra si pemilik bisnis. Namun, siapa sangka produk tersebut ternyata memiliki harga yang lebih murah daripada citra yang terlihat.

Ini dapat terjadi karena pebisnis akan berusaha untuk meningkatkan jumlah produk. Tujuannya agar permintaan konsumen dapat terpenuhi.

Nah, harga pokok yang lebih rendah tentunya memungkinkan perusahaan untuk menjual lebih banyak produk.

Apalagi secara umum, konsumen cenderung akan melihat harga barang dan brand yang menjualnya.

Akibatnya, terkadang soal kualitas produk tidak mereka perhatikan dengan baik. Hal inilah yang membuat private label bisa menjadi solusi tepat untuk menaikkan penjualan.

2. Memperkuat ekuitas suatu produk

Sebuah produk sudah pasti mewakili merek yang unik dan juga spesifik sesuai dengan perusahaannya.

Merek inilah yang kemudian mempunyai kekuatan untuk menggiring konsumen.

Jadi, ketika mereka sudah menyukai produk tersebut, maka ekuitas merek atau brand perusahaan akan menjadi lebih kuat.

3. Permintaan di pasaran jadi lebih maksimal

Berkat adanya label bisnis ini, secara otomatis kamu juga dapat memaksimalkan puncak permintaan pada waktu tertentu.

Artinya, pihak perusahaan harus teliti dalam melihat seberapa besar permintaan pasar terhadap produk yang kamu pasarkan.

Tak hanya itu saja, kamu juga bisa memanfaatkan event khusus, seperti bazar, konser, dan lainnya untuk membantu meningkatkan penjualan produk dengan lebih maksimal.

Menariknya, cara ini dapat membuat produk yang kamu jual menjadi lebih eksklusif, loh.

Hal ini yang kemudian mendorong konsumen saling berebut untuk membeli produk yang kamu tawarkan.

4. Kontrol harga yang lebih mudah

Pihak perusahaan dapat lebih mudah dalam menentukan harga pada saat menggunakan private label ini.

Bahkan, bisa juga menentukan berapa besaran biaya dan spesifikasi produk yang kamu harapkan.

Setelah itu, kamu cukup mencari perusahaan manufaktur yang sekiranya bisa sesuai dengan kriteria dan budget yang telah kamu susun sebelumnya.

Ada pun terkait dengan spesifikasi produk, sebaiknya kamu melakukan survei pasar terlebih dulu, agar nantinya produk tersebut dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen.

Namun, jangan lupa untuk melakukan inovasi, agar mereka lebih tertarik, ya.

5. Proses pemasaran yang mandiri

Keuntungan dari penggunaan label bisnis yang terakhir adalah kamu bisa melakukan pemasaran secara mandiri.

Hal ini tidak hanya bisa dilakukan olehmu selaku pemilik bisnis, loh. Namun, juga bagi perusahaan manufaktur.

Sebab, mereka bisa memproduksi berbagai produk tanpa perlu memikirkan strategi pemasaran seperti apa yang perlu mereka lakukan.

Baca Juga: Strategi, Proses, dan Contoh Pengembangan Produk Baru

Kekurangan Private Label dalam Bisnis

Selain memiliki banyak kelebihan, nyatanya penerapan private label dalam sebuah bisnis juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan.

Berikut adalah penjelasan selengkapnya:

1. Ketergantungan produksi

Meskipun penerapan private label dalam sebuah bisnis mampu memberikan banyak sekali kemudahan bagi perusahaan, namun ternyata hal tersebut juga dapat menimbulkan ketergantungan.

Sebab, pemilik bisnis akan menggantungkan seluruh pasokan produk dari perusahaan manufaktur.

Dengan kata lain, kamu tidak punya kekuatan atau kendali untuk mengatur perusahaan tersebut. Hal ini karena kamu hanyalah sebatas mitra dan bukan pemegang saham.

2. Kontrol operasi yang relatif rendah

Saat kamu bertindak sebagai pemilik bisnis dan memilih untuk menggunakan private label, maka nantinya secara otomatis seluruh proses produksi tidak bisa kamu kontrol sendiri.

Jadi, ada kemungkinan kualitas produk dari perusahaan manufaktur tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan yang sudah kamu tentukan.

Apabila hal ini terjadi pada bisnismu, maka kamu tidak lagi bisa menarik produk dari pasaran.

Akibatnya, persepsi negatif tentang produk dan brand bisnismu pun akan muncul dari pelanggan.

Nah, untuk meminimalisir hal tersebut, kamu perlu lebih teliti lagi dalam memberikan informasi kontrak dengan jelas dan tegas.

Sebab, ada beberapa perusahaan manufaktur yang memang tidak bisa memodifikasi produk, dan kurang fleksibel dalam memproduksi suatu produk.

3. Anggapan tentang kualitas produk yang rendah

Kebanyakan produk dengan label ini memang memiliki harga yang cenderung lebih rendah.

Hal inilah yang kemudian membuat konsumen berasumsi bahwa kualitas produk tersebut juga kurang baik.

Artinya, penggunaan private label terkadang justru bisa menjadi bumerang bagi bisnis kamu.

Sebab, hal tersebut dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk.

Pada akhirnya, permintaan produk di pasaran pun akan menurun, dan berujung pada kerugian.

Baca Juga: 4 Tips Jitu Melakukan Pendekatan dengan Konsumen

Sudah Paham Tentang Apa itu Private Label dalam Bisnis?

Nah, itu dia informasi singkat tentang pengertian, cara kerja private label, hingga kelebihan dan kekurangannya.

Sebagai pemilik bisnis, apakah kamu tertarik untuk menggunakan konsep label bisnis seperti ini?