Hindari 6 Hal Ini Saat Bekerja Sama dengan Influencer – Saat ini banyak perusahaan dan pengusaha online yang menerapkan strategi influencer marketing. Influencer marketing adalah cara promosi dan pemasaran bisnis menggunakan jasa influencer digital untuk membangun brand yang lebih kuat.
Influencer digital adalah orang-orang yang punya banyak follower atau pengikut dan memiliki pengaruh di ranah internet, seperti selebriti, artis, penyanyi, blogger, youtuber, selebgram, selebtwit, dan sebagainya. Kerja sama dengan influencer pun menjadi tren di era media sosial.
Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini Saat Merilis Bisnis Baru
Namun, penggunaan influencer yang salah tidak akan membantu dalam mencapai tujuan bisnis Anda. Ada strategi yang harus Anda perhatikan agar influencer bisa efektif memasarkan bisnis Anda di internet.
Berikut hal yang harus Anda hindari saat bekerja sama dengan influencer digital.
Daftar Isi
6 Hal yang Harus Dihindari Saat Bekerja Sama dengan Influencer
1Salah Memilih Media
Anda harus mengetahui siapa konsumen Anda agar influencer marketing bisa efektif dalam jangka panjang. Anda juga harus tahu media apa yang banyak digunakan oleh konsumen Anda.
Baca Juga: 3 Cara Meningkatkan Follower Instagram Bisnis yang Efektif
Misalnya, jika Anda menargetkan konsumen yang berkarier di perusahaan, maka akan efektif untuk memilih jejaring sosial para profesional seperti LinkedIn saat mempromosikan bisnis Anda, atau pun Facebook yang banyak digunakan oleh generasi X. Jadi, jangan sampai Anda salah memilih media agar kampanye bisnis Anda tepat sasaran.
2Memilih Influencer yang Salah
Kesalahan dalam memilih influencer dapat membuat kampanye Anda tidak maksimal. Misalnya, Anda ingin menargetkan audiens yang suka traveling, namun Anda bekerja sama dengan selebgram yang suka membuat video lucu. Padahal, sebaiknya Anda memilih travel blogger yang sudah berpengalaman di dunia traveling.
Baca Juga: 4 Tren Media Sosial yang Perlu Anda Ketahui
Selain itu, hindari pula memilih influencer yang pernah atau sedang bekerja sama dengan kompetitor. Ini akan membuat bingung audiens dan citra brand yang ingin Anda perkenalkan jadi tidak maksimal. Lebih baik Anda memilih influencer lain untuk menarik perhatian audiens.
3Tidak Memakai Layanan Analisis
Satu-satunya cara paling akurat untuk mengukur kinerja kampanye Anda di media sosial adalah melalui layanan analisis atau analytics. Ada berbagai platform yang dapat membantu Anda mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data-data untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berguna bagi bisnis Anda.
Baca Juga: Bisnis Lebih Terarah, Pengusaha Harus Selalu Memperhatikan 4 Hal Ini
Dengan layanan analisis, Anda bisa memahami sejauh mana jangkauan dan keterlibatan audiens saat influencer memposting konten bisnis dan produk Anda di akun media sosial mereka. Sehingga Anda bisa mengevaluasi kampanye Anda agar lebih efektif.
4Miss Communication dengan Influencer
Salah informasi atau miss communication dapat membuat influencer tidak mengerti betul apa yang harus dia lakukan. Saat menjalin kerja sama, Anda harus menjelaskan secara jelas tujuan bisnis yang ingin Anda capai saat menggunakan jasa influencer dan kinerja yang akan Anda ukur.
Baca Juga: 6 Hal yang Membuat Rapat Tidak Efektif di Kantor
Anda bisa membagikan informasi yang Anda punya saat melakukan analisa pasar. Informasi tersebut dapat membantu influencer saat memasarkan bisnis Anda ke target audiens yang tepat.
5Website Tidak Optimal
Sebelum menjalankan kampanye dengan influencer, Anda harus memastikan bahwa website bisnis Anda sudah optimal untuk diakses melalui perangkat apapun, termasuk mobile. Saat Anda mengarahkan situs Anda dalam kampanye, Anda berharap akan ada tindakan selanjutnya oleh audiens, seperti membeli produk Anda. Namun, jika website Anda belum optimal, maka audiens akan berpikir ulang untuk berbelanja.
6Tidak Belajar dari Kegagalan
Kegagalan bukanlah akhir. Anda boleh saja melakukan kesalahan saat menggunakan jasa influencer. Kampanye Anda tidak berhasil memenuhi harapan. Namun, jangan berhenti untuk mencoba strategi influencer marketing.
Terus lakukan analisis secara mendalam untuk mengetahui penyebab kampanye Anda gagal. Gunakan data untuk mengevaluasi dan kemudian coba perbaiki di kampanye berikutnya.
Baca juga: Perbedaan Remarketing dan Retargeting