Persaingan bisnis online yang semakin ketat selama beberapa tahun terakhir membuatmu harus lebih kreatif mengelola bisnis.

Kamu harus menyusun strategi marketing yang tepat untuk memperoleh banyak pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama.

Dua strategi marketing digital yang patut menjadi andalanmu adalah remarketing dan retargeting.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Affliate Marketing dalam Bisnis

Hingga saat ini, masih banyak pebisnis online yang belum memahami konsep serta perbedaan remarketing dan retargeting.

Kalau kamu termasuk pebisnis online, kamu wajib mengenali dua strategi tersebut dengan baik agar dapat memanfaatkannya secara maksimal.


Apa yang Dimaksud dengan Remarketing?

Remarketing adalah strategi menghubungi para pelanggan untuk menggugah niat berbelanja.

Teknik marketing ini berfokus pada pelanggan yang sudah berbelanja di toko online-mu dengan tujuan utama mempertahankan pelanggan (customer retention).

Implementasi strategi ini diharapkan efektif menjaga pelanggan agar tidak beralih ke bisnis kompetitor.

Beberapa strategi remarketing yang biasanya digunakan para pebisnis adalah sebagai berikut:

  • Memberi tahu informasi tentang promo produk atau jasa kepada pelanggan melalui email list.
  • Mempromosikan produk komplementer untuk menarik perhatian pelanggan, misalnya menjual smartphone lengkap dengan berbagai pilihan aksesori pelengkap yang berkualitas.
  • Menyiapkan promo diskon bagi pelanggan lama yang berbelanja dengan nominal tertentu.
  • Memperkenalkan produk baru yang masih berhubungan dengan produk lama, contohnya memberi tahu pelanggan tentang seri pakaian terbaru dari merek X yang sebelumnya sangat populer.
  • Memanfaatkan fitur marketplace dan website untuk berinteraksi dengan pelanggan (mengingatkan bahwa ada barang yang belum di-checkout di keranjang belanja, memberikan kupon potongan harga, atau menghubungi via chat untuk menginformasikan promo terbaru).

Baca juga: Apa yang Dimaksud Dengan Buyer Persona?


Apa yang Dimaksud dengan Retargeting?

Retargeting adalah strategi pendekatan kepada warganet yang pernah mengunjungi website atau akun media sosial bisnismu tetapi belum pernah melakukan pembelian.

Melalui retargeting, kamu bisa berupaya memikat hati warganet untuk menjadi pelanggan baru bisnismu.

Upaya retargeting bertujuan meningkatkan conversion rate, yaitu persentase pengunjung website yang melakukan sesuatu sesuai tujuan bisnis (memilih produk dan checkout keranjang belanja).

Metode yang kini banyak diandalkan untuk memperlancar retargeting adalah memasang iklan yang relevan dengan histori warganet di dunia maya.

Misalnya, kalau ada warganet yang mengunjungi website bisnismu dan melihat-lihat produk A, maka browser akan menampilkan iklan tentang produk A tersebut dengan harapan warganet yang bersangkutan terpicu untuk membeli.

Produk-produk lainnya tak akan muncul di iklan karena dianggap tidak relevan dengan kebutuhan warganet yang mengunjungi situsmu.

Iklan yang ditampilkan harus terlihat menarik dan tidak berlebihan agar sukses menggugah rasa ingin tahu warganet.

Baca juga: Strategi Pemasaran Online yang Efektif untuk Mendukung Bisnis


Mengidentifikasi Perbedaan Remarketing dan Retargeting

Masih bingung dengan perbedaan remarketing dan retargeting, yuk simak ulasan berikut ini supaya kamu lebih memahaminya!

  • Ruang lingkup: remarketing dapat dianalogikan sebagai wadah besar yang menjadi cikal bakal semua strategi marketing, termasuk retargeting. Jadi, remarketing memiliki cakupan yang lebih luas.
  • Target: remarketing menargetkan loyalitas pelanggan lama untuk kembali berbelanja dan tidak beralih ke kompetitor. Sementara itu, retargeting justru bertujuan menarik minat calon pelanggan baru agar segera berbelanja.
  • Metode yang digunakan: remarketing biasanya mengandalkan email marketing dan fitur-fitur pada marketplace, sedangkan retargeting justru lebih banyak dilakukan melalui media sosial, website, dan platform lainnya.

Baca juga: 10 Manfaat Internet Marketing Bagi Bisnis Anda


Persamaan Remarketing dan Retargeting

Meskipun remarketing dan retargeting memiliki target yang berbeda, keduanya juga memiliki persamaan yang penting untuk mendukung bisnismu.

Kedua strategi tersebut sama-sama penting untuk membangun brand awareness bisnis.

Jika kamu menjalankan kedua strategi tersebut secara efektif, niscaya bisnismu akan semakin populer karena dikenal khalayak ramai.

Bahkan, bukan mustahil bila pencapaian bisnismu bisa melampaui kompetitor yang jauh lebih senior.

Salah satu contoh konkretnya adalah kesuksesan J&T yang kini berhasil mengungguli para pesaingnya bahkan berkembang pesat menjadi perusahaan unicorn.

Tak hanya berhasil menjangkau pelanggan baru dengan promosi yang menarik, J&T juga berusaha mempertahankan pelanggan lama dengan kualitas pelayanan yang selalu terjaga.

Komitmen untuk mengirimkan paket secara aman dan cepat tanpa hari libur membuat J&T kian diminati masyarakat.

Baca juga: Pengertian Email Marketing dan Manfaatnya untuk Bisnis


Kapan Harus Menggunakan Remarketing dan Retargeting?

Strategi remarketing sangat cocok dilakukan pada beberapa kondisi berikut ini:

  • Bisnismu sudah memiliki banyak pelanggan tetap sehingga kamu harus berusaha mempertahankan loyalitas pelanggan.
  • Kamu sudah memiliki email list dan followers media sosial dalam jumlah banyak.
  • Bujet marketing bisnismu masih terbatas sehingga belum mencukupi untuk memasang iklan di internet.
  • Berbeda dengan remarketing, retargeting patut dilakukan dalam kondisi ini:
  • Bisnismu masih terbilang baru dan sedang berupaya mendapatkan banyak pelanggan.
  • Kamu sudah menyiapkan bujet marketing yang terbilang besar.
  • Belum memiliki email list yang memuat informasi kontak pelanggan potensial.
  • Trafik website tergolong tinggi tetapi conversion ratenya masih kecil.

Setelah mengetahui perbedaan remarketing dan retargeting, kamu bisa menentukan strategi terbaik yang cocok dengan kebutuhan bisnismu. Sambil memilih strategi marketing terbaik, jangan lupa menyiapkan modal untuk persiapan ekspansi bisnis, ya.

Baca juga: 5 Strategi Customer Retention Marketing untuk Meningkatkan Penjualan


Bila kamu membutuhkan pinjaman modal usaha, kamu bisa mengandalkan KoinBisnis, yaitu layanan pinjaman tanpa agunan dari KoinWorks yang bertujuan membantu para pebisnis yang butuh tambahan modal.

Kamu tak perlu khawatir soal masalah legalitasnya karena KoinBisnis terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kamu berkesempatan mengajukan pinjaman hingga 2 milyar rupiah dengan bunga cicilan rendah (antara 0,75% hingga 1,67%).

Sistem yang terintegrasi secara otomatis membuatmu tak perlu repot mengisi data secara manual karena kamu hanya perlu menghubungkan bank dan toko onlinemu.

Pencairan dananya hanya butuh waktu satu hingga tiga hari sehingga tidak membuatmu menunggu lama.

Pembayaran cicilan setiap bulan bisa dilakukan dengan mudah melalui nomor rekening virtual.

Sekarang, yuk lakukan simulasi pinjaman terlebih dahulu supaya bisa memperkirakan jumlah cicilan dan tenor pinjaman sesuai kemampuan finansialmu.