Model Bisnis E-Commerce – Sebagai penggiat usaha, mengenal model bisnis ecommerce adalah hal penting dan mendasar yang perlu diketahui.
Terlebih jika berminat untuk memulainya, tentu saja mengetahui bisnis apa yang sedang dijalankan akan membantu untuk membuat strategi bisnis yang pas.Bicara soal bisnis ecommerce, pasti kini sudah banyak yang sangat familiar.
Bisnis yang beroperasi secara online ini menjadi salah satu jalur yang menguntungkan, mengingat perkembangan teknologi digital secara pesat.Hal ini juga didukung oleh transaksi online yang kini kian digemari oleh masyarakat.
Model bisnis ecommerce sendiri ada bermacam-macam.Sesuai dengan cara beroperasinya, masing-masing jenis juga memiliki kelebihan tersendiri yang bisa diandalkan untuk target audiens tertentu.Tentu saja dengan memahami perbedaannya kamu dapat lebih mudah lagi untuk menentukan kemana arah bisnismu akan berlayar.
Oleh karena itu, di sini kami akan berbagi mengenai beberapa model bisnis ecommerce agar kamu lebih yakin lagi mau memulai yang mana. Simak ulasannya bersama ya!
Daftar Isi
Model Bisnis E-Commerce di Indonesia
1. Model Bisnis E-Commerce B2B (Business to Business)
Model bisnis ecommerce pertama adalah B2B (Business to Business). Bisnis ini dikenal dengan ciri khas yang menjual produk dan jasa kepada bisnis lainnya. Biasanya transaksinya dilakukan dalam jumlah besar dan dapat dilakukan oleh distributor, produsen, retailer, dropshipper atau yang lainnya.
Ketika menjalankan model bisnis ecommerce B2B sendiri kelebihan yang akan didapatkan adalah konsumen dengan tingkat loyalitas tinggi.Sehingga tidak perlu takut akan konsumen sementara yang cepat menghilang. Namun, kamu harus terus meningkatkan kualitas untuk menjaga kepuasan konsumen. Didampingi oleh strategi marketing yang tepat sesuai dengan target market pebisnis dengan riset mendalam, pastinya bisnis B2B kamu dapat terus bertahan.
Dalam E-Commerce bisnis model B2B bisa diaplikasikan dengan menggunakan website atau aplikasi mobile untuk transaksi jual beli. Website E-Commerce merupakan situs untuk melayani kegiatan bisnis antara pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainnya. Website e-commerce B2B biasanya digunakan antara pihak produsen dengan distributor, grosir dan retailer.
Contoh portal B2B, yaitu ralali.com yang menjembatani transaksi produk industri antara perusahaan besar dengan perusahan kecil, dan bizzy.co.id yang melayani transaksi B2B untuk produk peralatan kantor. Bisnis ecommerce B2B di Indonesia lainnya adalah Mbiz.co.id dan indonetwork.co.id yang menyediakan kebutuhan inventaris untuk perusahaan di berbagai bidang, mulai dari UKM hingga industri besar.
2. Model Bisnis E-Commerce B2C (Business to Consumer)
Model bisnis ecommerce B2C (Business to Consumer) mungkin bentuknya menjadi salah satu yang paling familiar di dunia bisnis digital Indonesia. Alasannya, pada bisnis ini kita dapat menemukan target market dari penjualan oleh bisnis ini yang pada umumnya langsung ke konsumen akhir atau personal.
Biasanya produk yang ditawarkan oleh B2C ini berupa eceran dan dapat mencakup kebutuhan sehari-hari sampai hobi. Namun, bisnis ini memiliki kekurangan yakni konsumen dengan bentuk transaksi rendah karena untuk perseorangan.
Di sisi lain, kelebihannya ada pada strategi marketing yang lebih mudah mengingat target audiens yang lebih personal. Sehingga memungkinkan untuk tidak memerlukan riset mendalam dan pendekatan khusus seperti saat membuat strategi marketing untuk korporasi.
Website e-commerce business to customer (B2C) adalah kebalikan dari B2B. Situs e-commerce B2C melayani kegiatan jual-beli online antara pihak perusahaan atau produsen dengan pengguna akhir, baik itu konsumen perorangan atau pun grup.
Contoh model bisnis ecommerce B2C yang tentunya sudah familiar di kalangan online shopper adalah Lazada dan Traveloka. Ada juga bhinneka.com yang fokus menjual aneka produk elektronik, dan juga lazada.co.id yang menjual berbagai produk fashion, olahraga, hingga elektronik.
3. Model Bisnis E-Commerce C2C (Consumer to Consumer)
Tidak kalah populer dari B2C, model bisnis ecommerce C2C (Consumer to Consumer) juga menjadi kecintaan masyarakat pada umumnya, khususnya pecinta jual beli online. Model bisnis ini menjadi platform bagi para penjual atau konsumen untuk berjualan produk dan jasa untuk dipasarkan kembali bagi para konsumen yang membutuhkan.
Tentu saja sudah sangat familiar bukan, dengan Tokopedia dan Bukalapak? Kedua produk buatan anak negeri ini menggunakan model bisnis C2C yang menyediakan wadah bagi para konsumen yang bisa menyediakan barang untuk bertransaksi.
Kelebihan model bisnis ini siklusnya sangat pendek dari penjual ke pembeli dengan tipe konsumen yang sudah mengetahui tujuan belanjanya. Sehingga untuk membuat strategi marketing terbilang cukup mudah dan tidak perlu riset mendalam saat melakukan pemasaran.
Namun, sedikit sulit untuk menjaga konsumen mengingat persaingan yang ketat dan daya beli yang mudah menurun.
4. Model Bisnis E-Commerce C2B (Consumer to Business)
Konsumen menawarkan barang dan jasa kepada bisnis? Bisa dilakukan dengan model bisnis ecommerce C2B. Dalam model bisnis ecommerce ini, polanya terbalik dari B2C. Di sini konsumen bisa menyediakan barang atau jasa kepada bisnis yang biasanya diwadahi oleh model bisnis tersebut.
Sebagai contoh, para freelance yang bergabung dengan freelancer.com dan akan menyediakan jasa mereka untuk bekerja lepas kepada perusahaan yang membutuhkan.
Tugas para pebisnis di sini adalah memilih kira-kira siapa freelancer berkeahlian tertentu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sementara tantangannya adalah bersaing dengan freelancer lain dengan kualifikasi yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan pengalaman dan juga personal branding yang menarik agar dapat dilirik oleh perusahaan.
5. Business to Administration (B2A)
Website e-commerce business to administration (B2A) melayani kegiatan transaksi secara online antara pihak perusahaan dengan administrasi publik atau lembaga dan masyarakat. Situs e-commerce B2A umumnya merupakan layanan pemerintah.
Contohnya, bpjsketenagakerjaan.go.id yang menyediakan layanan online bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk memperoleh informasi dan melakukan klaim saldo.
6. Consumer to Administration (C2A)
Website e-commerce customer to administration (C2A) mirip dengan B2A. Namun, model bisnis website C2A digunakan untuk layanan transaksi antara pihak konsumen/individu dengan administrasi publik.
Contohnya, bpjs-kesehatan.go.id yang menyediakan layanan bagi masyarakat untuk mengecek tagihan dan transaksi BPJS Kesehatan secara online.
7. Online to Offline (O2O)
Website e-commerce online to offline (O2O) mengusung konsep bisnis untuk menarik konsumen online agar mau datang atau berbelanja ke toko offline/fisik. Model bisnis website e-commerce O2O memungkinkan seseorang membeli barang secara online dan mengambilnya di toko fisik.
Contohnya, mataharimall.com yang memungkinkan konsumen online untuk mengambil atau bahkan mengembalikan barang di seluruh toko Matahari di Indonesia.
Itulah beberapa model bisnis ecommerce yang bisa kamu coba. Ternyata cukup beragam ya! jadi, pastikan dulu untuk memahami sebelum memulainya.
Jika baru memulai bisnis dan ingin menunjangnya, KoinWorks hadir dengan solusi finansialnya.
Kamu dapat melakukan pinjaman modal usaha di KoinBisnis hingga Rp2 miliar dengan jumlah bunga cicilan per bulan yang terjangkau, yaitu 0.75% hingga 1.67% per bulan.
Yang pasti keamanannya sudah terjaga karena KoinWorks telah dilindungi OJK. Selamat mencoba